BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada evaluasi menjelang Pelita I terungkapkan adanya
permasalahan seperti, meraja lelanya penyakit-penyakit menular yang banyak
menimpa rakyat kecil di pedusunan, keadaan sanitasi lingkungan jelek ditambah
ekses dari perumbuhan industrialisasi, pertambahan penduduk secara alamiah yang
masih tinggi, tingkat pendapat perkapita yang rendah.
Permasalahan ini perlu memperoleh pemecahan segera
melalui suatu pendekatan baru, yaitu PKMD ( Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa ). Pendekatan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Untuk itu sebagai tenaga kesehatan maupun calon
tenaga kesehatan harus memahami pelaksanaan PKMD yang benar agar ikut serta
dalam terciptanya pemerataan kesehatan Indonesia.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui pengertian
dan ciri-ciri PKMD.
b.
Untuk mengetahui ruang
lingkup dari PKMD.
c.
Untuk mengetahui tujuan dan
prinsip dari PKMD.
d. Untuk memenuhi materi pembelajaran
ilmu kesehatan masyarakat.
1.3
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
a.
Mahasiswa mengetahui
pengertian dan ciri-ciri PKMD.
b.
Mahasiswa mengetahui ruang
lingkup dari PKMD.
c.
Mahasiswa mengetahui tujuan
dan prinsip dari PKMD.
d. Mahasiswa memenuhi materi
pembelajaran ilmu kesehatan masyarakat.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
PKMD adalah kegiatan pelayanan
kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas,
dimana dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini
diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di Pedusunan melalui segala
pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut membantu
memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di Desanya (Dirjen Binkesmas
Depkes RI, 1976)
PKMD adalah kegiatan atau pelayanan
kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui
Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat
melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka
sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat
mendorong timbulnya kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok
masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya
dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang bersangkutan. (Kanwil Depkes Jawa Timur)
PKMD
adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan berdasarkan
gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong diri sendiri untuk
memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam
bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan, agar mampu mencapai
kehidupan sehata sejahtera. (Drs. Nasrul, 1998 : hlm 263, Dasar-dasar
Keperawatan)
Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong
mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang
dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang dalam bidang
yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat
dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Pokok-pokok
pemikiran yang fundamental yang melandasi definisi PKMD tersebut diatas
ditekankan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
· Untuk keberhasilan PKMD di suatu
daerah herus memanfaatkan pendekatan operasional terpadu (comprehensive
operational approach) yang meliputi pendekatan secara sistem (system approach),
pendekatan lintas sektoral dan antar program (inter program and inter sektoral
approach), pendekatan multi displiner (multi displionary approach), pendekatan
edukatif (educational approach), dsb.
· Dalam pembinaan terhadap peran serta
masyarakat melalui pendekatan edukatif, hendaknya faktor ikut sertanya
masyarakat ditempatkan baik sebagai komplemen maupun suplemen terdepan dalam
penunjang sistem kesehatan nasional ini.
· Sebagai kegiatan yang dikelola
sendiri oleh masyarakat, PKMD secara bertahap dan terus menerus harus mampu
didorong untuk membuka kemungkinan-kemungkinan menumbuhkan potensi swadayanya
melalui pemerataan akan peranserta setiap individu di desa secara lebih luas
dan lebih nyata
· Puskesmas sebagai pengarah
(provider) setempat perlu meningkatkan kegiatan diluar gedung (ourt door
activities) untuk mengarahkan “intervensinya “ di dalam memacu secara edukatif
terhadap kelestarian kegiatan PKMD oelh masyarakat dibawah bimbingan LSD.
2.2 Tujuan PKMD
2.2.1 Tujuan Umum
Untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan
dalam rangka meningkatkan mutu hidup
2.2.2 Tujuan Khusus
a. menumbuhkan kesadaran masyarakat
akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka
b. mengembangkan kemampuan dan prakarsa
masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri
c. menghasilkan lebih banyak
tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif
dalam pembangunan desa
d. meningkatnya kesehatan masyarakat
dalam arti memenuhi beberapa indikator :
- Angka kesakitan menurun.
- Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan
anak.
- Angka kelahiran menurun.
- Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
2.3 Ciri-Ciri PKMD
Adapun ciri-ciri PKMD adalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan-kegiatan PKMD didasarkan
atas kesadaran masyarakat dan dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya
masyarakat berdasarkan gotong-royong yang menggali dan menggunkan sumber dan
potensi masyarakat setempat
2. Setiap keputusan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah
mufakat
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan
oleh tenaga yang berasal dari masyarakat setempat dan dipilih oleh masyarakat
sendiri. Tenaga tersebut dipersiapkan terlebih dahulu sehingga pengetahuan
sikap dan ketrampilannya sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan
4. Bantuan dan dukungan pemerintah yang
bersifat lintas program dan lintas sektoral baik dalam bentuk latihan maupun
bahan-bahan atau peralatan selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
tidak sampai menimbulkan ketergantungan
5. Dari berbagai kegiatan masyarakat
tersebut minimal ada satu kegiatan yang merupakan salah satu unsur dari unsur
“Primary Health Care”
2.4 Ruang
Lingkup
Tujuan
PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup
dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya
kegiatan PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi
menyangkut juga kegiatan diluar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan
status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat.
Misalnya
: Kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan
pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
dengan bekerja sambil belajar, dan sebagainya.
Pengembangan
PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi
masyarakat daerah perkotaan yanga berpenghasilan rendah.
Kegiatan
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu (posyandu) lima
program, yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare juga
merupakan salah satu bentuk dari kegiatan PKMD.
2.5 Wadah
Kegiatan PKMD
Karena PKMD merupakan bagian
integral dari pembangunan desa, sedang wadah partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa adalah LKMD, maka dengan sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah
LKMD juga.
Pembinaan PKMD yang bersifat lintas
sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari Tim Pembina LKMD.
2.6 Prinsip-Prinsip
PKMD
Adapun prinsip-prinsip PKMD adalah sebagai berikut :
- Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.
- Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
a. antar dinas-dinas / instansi-instansi
/ lembaga-lembaga lain yang bersangkutan.
b. antar dinas-dinas / Instansi-instansi
/ lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat.
3. Dalam hal masyarakat tidak dapat
memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan
oleh sektor-sektor yang bersangkutan.
4. PKMD merupakan upaya swadaya
masyarakat yang pembinaannya oleh puskesmas.
5. Operasionalisasinya oleh pos-pos
kesehatan yang didirikan dan dilaksanakan oleh tenaga masyarakat sendiri (kader
kesehatan yang dilatih dan dibina oleh puskesmas.
- Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos kesehatan antara lain :
a. penyuluhan kesehatan
b. mengawasi adanya penyakit menular
dan segera melaporkan ke Puskesmas
c. upaya dalam perbaikan sanitasi
lingkungan umpamanya jamban, kebersihan halaman, pembuangan limbah, dll.
d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K
sebelum dirujuk ke Puskesmas
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya
penimbangan balita, kurang gizi, dll.
f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil
melalui arisan / PKK
7. Pembinaan peran serta masyrakat
dalam kesehatan, baik secara individu, kelompok atau masyarakat luas.
- Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor dan lintas program.
- Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila masyarakat tidak mampu melaksanakannya.
- Type penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan masyarakat.
2.7 Keterpaduan
PKMD dalam Lima Program Puskesmas
Dalam rangka menurunkan angka
kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, dalam Pelita IV dulu
dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan keberhasilan
dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Pelita IV, dengan cara membina
masyarakat untuk berusaha menolong mereka sendiri dalam melaksanakan lima
program prioritas, yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare.
2.8 Hal-hal
yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Kegiatan PKMD
Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD adalah
sebagai berikut :
1. Masyarakat perlu dikembangkan
pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang program-program yang
dilaksanakan pemerintah
2. Masyarakat perlu dikembangkan
kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang dimiliki serta harus
dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif
dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka
3. Sikap mental pihak penyelenggara
pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa
masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka
4. Harus ada kepekaan dari para pembina
untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara
wajar dan tepat
5. Harus ada keterbukaan dan interaksi
yang dinamis dan berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara
pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung
kegiatan PKMD.
2.9 Persiapan
bagi Pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari
masyarakat sangat penting artinya. persiapan yang dimaksud dapat dilakukan
melalui :
1. Pelatihan kader
2. Kunjungan kerja
3. Studi perbandingan
2.10 Pengadaan
Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin
bila fasilitas yang disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan
sumber daya yang ada dimasyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila
masyarakat tidak memilikinya barulah para penyelenggara pembinaan PKMD berusaha
untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan
tidak menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat.
2.11 Model /
Proto Type PKMD
Antara lain Slamet Riyadi, menulis
dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa Proto type PKMD di Indonesia
antara lain :
1. Proto Type Srikandi
Disini petugas puskesmas merintis
PKMD dengan menyusupkan strateginya lewat non kesehtan. Mereka berkeyakinan
bahwa dengan keberhasilan sektor ekonomi di desa, maka kemudian mudah
menyelenggarakan usaha-usaha PKMD. Keberhasilan PKMD dirintis lewat keberhasilan
ekonomi desa terlebih dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak dipaksakan oleh
dokter Puskesmas berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-benar
berdasarkan kebutuhan (Demands) masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri
pUskesmas tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang ada secara terpadu
2. Proto Type Kelompok
Disini pembinaan masyarakat desa
tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa secara keseluruhan
sebagaimana prototype Srikandi, melainkan dikhususkan secara tersendiri dengan
wadah tersendiri pula, yaitu melalui suatu Dana Sehat yang berdiri sendiri .
mereka mengorganisir kader kesehatan desa yang sangat menonjol. Sekalipun tidak
diintegrasikan didalam LSD, namun pembinaan organisasi dan adminstrasi
saderhana oleh Pak Lurahnya. Yang sangat patut dicatat adalah peranan para
kader kesehatan desanya yang sangat menonjol dan berdedikasi.
3. Proto Type Karangsalam
PKMD disini sudah merupakan bagian
dari pembangunan masyarakat desa yang intervensinya secara lebih teratur
dilakukan dari puskesmas setempat. Kegiatan-kegiatan yang menonjol masih berupa
dana sehat, pengembangan promotor kesehatan desa, penyuluhan kesehatan
maupunpendidikan gizi melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan teknologi
pedesaan setempat dikerjakan melalui sistem dapur sekam maupun pembuatan gas
metan dari kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui cara-cara ini orang-orang
kesehatan berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju yang
dijalankan serentak dengan usaha-usaha kesehatan.
4. Proto Type Kerten
Merupakan prototype untuk suatu
daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan juga. Tekanannya juga pada dana
sehat dengan sistem uang pangkal sebagai modal pertama yang selanjutnya
dioperasionalkan dengan sistem simpan pinjam. Setelah dananya kuat dipergunakan
untuk dana sehat yang meliputi :
a. Dana pengobatan orang sakit.
b. Perbaikan kampong.
c. Kegiatan pinjaman jangka panjang,
yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal dagang, perbaikan rumah, pemeliharaan
ternak.
Unit sasaran hanya satu RT dengan
sistem administrasi sederhana tapi tetap rapi. Satu-satunya hambatan adalah
bahwa kader kesehatan yang pernah dicoba permulaan dengan 12 orang, ternyata
hanya 2 orang yang tertarik dengan tugas-tugas sosial ini.
5. Proto Type Karanganyar
Dalam penyelenggaraan PKMD ini
puskesmas pemerintah bertindak sebagai pendorong dan pembimbing. Suatu dana
sehat diadakan dengan disertai pembentukan promotor kesehatan desa, akan tetapi
sayang tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa. Tidak ada
pungutan uang pangkal atau tidak ada usaha bagi suatu koperasi simpan pinjam.
Pelaksanaannya agak kaku karena mungkin terikat kepada suatu protokol “Reseach
Proyect”.
6. Proto Type Subah
Hampir sama dengan bentuk
Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu tidak diintegrasikannya PKMD itu
dengan Pembangunan Masyarakat Desa, maupun terlalu dibimbing secara ketat oleh
Puskesmas Pemerintah setempat dalam menjalankan programnya sendiri. Kasarnya,
akhirnya terdapat suatu dana sehat tanpa Promokesa
7. Proto Type Dampit Malang
Masyarakat
melakukan kegiatan sesuai dengan program yang diprioritaskan, sebagi hasil dari
pada perencanaan staf Puskesmas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Tokoh-tokoh masyarakat memang sebelumnya dibina dahulu oleh puskesmas dan
kemudian dijadikan “ PION” untuk memungkinkan sistem yang dilemparkan oleh atas
dapat berhasil persis dengan skenario.
8.
Proto Type Mojokerto (Desa Balongmasin – Kecamatan
Pengging)
Kegiatan kesehatan disini telah
diintegrasikan dalam wilayah kegiatan pembangunan yaitu LSD. Mirip dengan
bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur Pamong Praja dan LSD-nya digerakkan untuk
menangani. Suatu kemajuan yang menonjol bahwa Desa memiliki suatu anggaran
untuk bidang kesehatan yang dimasukkan kedalam semacam APBD Desa, setelah mampu
menyalurkan/menjual hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto Type
yang demikian majunya sampai mampu berfikir menyelenggarakan semacam APBD Desa,
disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai pembina, telah ikut berpengalaman
lama dibawah berbagai dokter. Memang daerah ini merupakan daerah “Fielf
Practice and Demonstration Area” (FPDA) yang berada langsung dibawah Dinas
Kesehatan Propinsi dan banyak memperoleh perhatian Depkes untuk menunjukkan
Keberhasilan Depkes. Karena juga berlakunya semacam Reward System bagi
dokter-dokter pimpinan puskesmas Mojosari untuk berhasil dapat menduduki
jabatan-jabatan penting, seperti Prof. Sulianti, dr. Lolong, dr. Soekamto, dll.
2.12
Pengembangan dan Pembinaan
Adapun pengembangan dan pembinaan PKMD adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan dan pembinaan PKMD
berpedoman kepada GBHN
b. Pengembangan dan pembinaan PKMD
dilaksanakan dengan kerja sama lintas program dan lintas sektoral melalui
pendekatan edukatif
c. Koordinasi pembinaan melalui jalur
fungsional pada tiap tingkatan, tingkat Propinsi oleh Gubernur, Kabupaten oleh
Bupati, tingkat Kecamatan oleh Camat.
d. PKMD merupakan bagian integral dari
pembangunan desa secara keseluruhan
e. Kegiatan dilaksanakan dengan
membentuk mekanisme kerja yang efektif antara instansi yang berkepentingan
dalam pembinaan masyarakat desa
f. Puskesmas sebagai pusat pengembangan
dan pembangunan kesehatan berfungsi sebagai dinamisator.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan
yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam
mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikutsertakan
anggota-anggota masyarakat di pedusunan melalui segala pengarahan untuk
menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan
mengembangkan usaha-usaha kesehatan di Desanya (Dirjen Binkesmas Depkes RI,
1976)
PKMD bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka
meningkatkan mutu hidup
3.2 Saran
Dengan
pembuatan makalah ini, sebaiknya kita semua bisa memahami dan mengaplikasikan
teori yang ada didalam kehidupan sehari-hari serta terampil dalam memberi
pelayanan kepada klien dengan tindakan langsung berupa praktik kebidanan sehingga
kelak kita mampu menjadi bidan yang professional serta mampu meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan dengan meningkatkan pembangunan kesehatan
masyarakat desa ( PMKD ).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin (2000) Pengantar Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas;
seri 6 Perawatan Kesehatan Masyarakat, Depok
Depkes RI (1987) Peran Serta Masyarakat, Pusat
Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta
Effendi,
Nasrul (1998) Dasar-Dasar Kesehatan
Masyarakat, Ed. 2, EGC, Jakarta
Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Salemba
Medika : Jakarta
Ryadi Slamet (1982) Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Dasar-Dasar Dan
Sejarah Perkembangannya, Ed. Revisi, Usaha Nasional, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar